Film Fatal Frame Akan Hadir, Tapi Game Baru Masih Terganjal Banyak Kendala

Fatal Frame

Produser seri Project Zero atau dikenal juga sebagai Fatal Frame di luar Eropa, Keisuke Kikuchi, menyatakan bahwa meskipun dirinya terbuka untuk mengembangkan seri ini lebih lanjut, keputusan akhir tetap berada di tangan Nintendo sebagai pemilik bersama hak kekayaan intelektual (IP). Ia menegaskan bahwa dirinya hanya bertanggung jawab dalam pengembangan, sementara Nintendo yang menentukan apakah remake atau game baru Bursa303 bisa terjadi. Kikuchi mengakui bahwa meskipun ia masih memiliki harapan, saat ini ide tersebut belum realistis untuk diwujudkan.

Ia juga menyebutkan bahwa hak publikasi untuk Fatal Frame 2 dan 4 berada di tangan Nintendo, sehingga pihak pengembang tidak memiliki kontrol penuh. Selain itu, Kikuchi kini sedang memimpin merek Gust, yang membuatnya sulit untuk mengalokasikan sumber daya dan tim pengembang untuk proyek baru dalam waktu dekat. Namun begitu, ia menegaskan bahwa dalam jangka panjang, ia belum menyerah pada keinginan untuk melanjutkan seri ini.

Daftar sbobet Nintendo sendiri telah menjadi pemilik bersama IP Project Zero sejak tahun 2012 dan tampaknya memiliki kepemilikan penuh atas spin-off Spirit Photography serta Project Zero 2: Wii Edition, yang merupakan remake dari Crimson Butterfly. Meski belum ada kepastian soal game baru, sebuah film adaptasi Project Zero sedang dalam pengerjaan, dengan Christophe Gans (sutradara film Silent Hill) menyatakan bahwa ia ingin menjaga latar cerita tetap berada di rumah berhantu khas Jepang.

Game terakhir dalam seri ini, Fatal Frame: Maiden of Black Water, dirilis di Wii U pada tahun 2015 dan mendapat sambutan yang cukup dingin. Dalam ulasan dari Eurogamer, Aoife menyebut game tersebut sebagai pengalaman yang repetitif, dengan lingkungan dan hantu yang sama terus berulang hingga kehilangan efek horornya. Meski ada beberapa lokasi atmosferik seperti tatami usang dan kuil Shinto yang menyeramkan, secara keseluruhan game ini dianggap mengecewakan bagi para penggemar lama.